FAKTOR
PRODUKSI
NAMA KELOMPOK
NURALISAH
HINDRA
LISMANA
NURHIKMAH
YAYU
AGUSNINGSIH
HAMDAYANI
MARTINI
SUKIRMAN
JAMALUDDIN
KELAS C
SEMESTER V
JURUSAN : MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
MUHAMMADIYAH PALOPO
2014
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkah, Rahmat, karunia serta
hidayah-Nyalah saya dapat menyalesaikan makalah “Produksi Pertanian”
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Agribisnis. Untuk itu saya selaku penyusun sangat berterimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Terutama
kepada dosen mata kuliah Agribisnis
yang telah memberikan bimbingannya sehingga makalah ini dapat saya selesaikan
tepat pada waktunya.
Selaku penyusun saya sangat mengetahui
bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mohon kritik
dan saran yang membangun agar kami dapat menyusunnya kembali lebih baik dari
sebelumnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak, terutama bagi saya selaku penyusun.
Masamba, 1 Oktober 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Indonesia yang merupakan negara agraris sebagian besar
penduduknya yang hidup di pedesaan bermatapencaharian sebagai petani. Pada
mumnya mereka memiliki keinginan untuk meningkatkan produksi pertaniannya
tetapi karena banyak masalah yang dihadapinya sehingga sulit untuk mencapai apa
yang diinginkannya. Masalah sempitnya lahan usahatani di Indonesia umumnya
melanda kalangan petani yang menjadi penyebab semakin menjalarnya kemiskinan
pada golongan petani kecil.Indonesia juga merupakan negara pengimpor beras
terbesar di dunia. Pada tahun 1986 Indonesia telah mampu menjadi negara yang
berswasembada pangan karena telah berhasil dalam penemuan dan pemakaian bibit
unggul. Namun demikian, produksi pertanian Indonesia dari tahun ke tahun justru
semakin manurun disebabkan oleh beberapa faktor yang disebabkan penurunan ini
diantaranya banyaknya terjadi alih fungsi lahan yaitu lahan pertanian yang
memiliki potensi produktivitas yang tinggi dialih fungsikan kesektor
pembangunan untuk peningkatan kesejahteraan hidup apalagi dengan adanya
peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun yang mendorong reklamasi
pertanian yang baru dengan memanfaatkan lahan pertanian yang telah berkurang
maka usaha swasembada pangan akan mengalami kemerosotan.
Program pembangunan pertanian terutama bidang kecukupan
dan ketahanan pangan yang telah lama dilaksanakan di Indonesia sampai sekarang
masih sangat memprihatinkan. Kondisi pertanian pangan di Indonesia baik secara
kuantitas maupun kualitas ternyata belum mampu mencukupi kebutuhan pangan
sendiri bahkan akhir-akhir ini kita cenderung semakin tergantung pada impor
produk pangan dari luar negeri. Hasil yang diperoleh dari kinerja ekspor
produk-produk pertanian juga dinilai belum menggembirakan. Laju peningkatan
impor produk-produk pertanian cenderung lebih besar daripada laju peningkatan
ekspor sehingga semakin menyulitkan posisi Indonesia dalam era pasar global
yang penuh dengan persaingan.
Sektor pertanian berperan penting terhadap perekonomian
nasional, sumbangannya terhadap pendapatan devisa negara di luar minyak dan gas
bumi serta dalam perekonomian rakyat tidak bisa di abaikan. Sejalan dengan hal
ini, kondisi pertanian yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan memiliki
pasar yang luas akan mendapat prioritas utama dalam pengembangannya. Dengan
demikian, penemuan terhadap kebutuhan pangan, bahan baku industri, peningkatan
lapangan kerja, peningkatan kesempatan berusaha dan peningkatan ekspor komoditi
pertanian diharapkan dapat terjamin dan berkesinambungan.
Pertanian akan menjadi kekuatan besar jika dikelola
dapat secara terpadu dalam satu kesatuan sistem agribisnis. Membangun sistem
dan usaha agribisnis yang kokoh berarti pula membangun pertumbuhan sekaligus
pemerataan sehingga terjadi keseimbangan antar sektor. Ini juga berarti
menciptakan meaningful employment yaitu di luar sektor pertanian,
sehingga beban pertanian yang terlalu berat menampung tenaga kerja dapat
teratasi.
1.2 Tujuan
Penulisan
1) Mengkaji dampak peningkatan
produktivitas industri pertanian terhadap kinerja ekonomi, Pendapatan rumah
tangga dan kemiskinan perdesaan.
2) Bagaimana Mengetahui Faktor Produksi
dan bagaimana mengoptimalisasikan factor Produksi tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Faktor
Produksi
Faktor Produksi
adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa.
Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya,
faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible,
baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang
kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources). Selain itu,
beberapa ahli juga menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah faktor
produksi mengingat semakin pentingnya peran informasi di era globalisasi ini
Namun demikian
seringkali pula ditemui adanya berbagai kendala dalam proses peningkatan
produksi pertanian. Menurut Gomes (dalam Soekartawi, 1980), maka beberapa
kendala yang sering mempengaruhi prosuksi pertnian diklasifikasi menjadi:
a.
Kedala
yang mempengaruhi Yield Gak I yang
terdiri dari variable di luar kemampuan manuasia, sehingga ia sulit melakukn
transfer teknelogi yang disebabkan kerena perbedaan agromaklimat dan teknologi
yang sulit diadopsi
b.
Kendala
yang mempengaruhi yield gap ii yang terdiri dari variable teknis-biologis
(Bibit, Pupuk, obat-obatan, lahan dan lain-lain) dan variable social- ekonomi
(harga, resiko, ketidak pastian, kredit, adat dan lain-lainnya).
2.2Optimalisasi
penggunaan Faktor Produksi
Prinsip Optimalisasi
penggunaan factor produksi pada prinsipnya adalah bagaimana menggunakan faktor
produksi tersebut digunakan secara seefisian mungkin. Dalam termonologi ilmu
ekonomi, maka pengertian efisien ini dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu :
a.
Efisiensi
Teknis;
Menurut Samsubar Saleh (2000) ada tiga kegunaan mengukur efisiensi. Pertama, sebagai tolok ukur
untuk memperoleh efisiensi
relatif, mempermudah perbandingan antara unit ekonomi satu dengan lainnya.
Kedua, apabila terdapat variasi tingkat efisiensi
dari beberapa unit ekonomi yang ada maka dapat dilakukan penelitian untuk
menjawab faktor-faktor apa yang menentukan perbedaan tingkat efisiensi, dengan demikian dapat
dicari solusi yang tepat. Ketiga, informasi mengenai efisiensi memiliki implikasi kebijakan karena membantu pengambil
kebijakan untuk menentukan kebijakan yang tepat. Dalam ekonomi publik, efisiensi yang terjadi mengacu pada
kondisi pareto optimal, yaitu suatu kondisi perekonomian dimana tidak ada satu
pihak pun yang dapat menjadi lebih baik tanpa merugikan pihak lain (Guritno, 1993).
Ada tiga faktor yang menyebabkan efisiensi,
yaitu apabila dengan input yang sama menghasilkan output yang lebih besar,
dengan input yang lebih kecil menghasilkan output yang sama, dan dengan output
yang lebih besar menghasilkan output yang lebih besar (Kost dan Rosenwig, 1979
dalam Dhita Triana Dewi, 2010).
b.
Efisiensi
Alokasi (Efisiensi harga);
Model yang biasa digunakan untuk analisis pada kasus
distribusi dua konsumen adalah Edfeworth box. Model ini dibangun dari
penggabungan dua panel konsumen yang berbagi dua produk. Setiap titik dalam
kotak Edgeworth ini mewakili distribusi kedua produk pada kedua
konsumen. Sudut kiri bawah mewakili distribusi seluruh output ekonomi pada
konsumen pertama. Sebaliknya, sudut kanan atas mewakili distribusi seluruh output
ekonomi pada konsumen pertama tanpa menyisakan bagian pada konsumen kedua.
c.
Efisiensi
Ekonomi
Efisiensi adalah perbandingan yang
terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan
sumber-sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang
dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan antara
apa yang telah diselesaikan.
Dan menurut Soekartawi (1989:29),
mengemukakan bahwa efisiensi pemasaran akan terjadi jika :
1. Biaya pemasaran bisa ditekan
sehingga ada keuntungan
2. Pemasaran dapat lebih tinggi
3. Prosentase pembedaan harga yang
dibayarkan konsumen dan produsen tidak terlalu tinggi.
4. Tersedianya fasilitas fisik
pemasaran.
5.
Mengoptimalkan Produksi adalah upaya meningkatkan nilai
dari suatu produksi. Seperti meningkatkan kualitas produksi, jumlah produksi,
manfaat produksi, bentuk fisik produksi, dsb.
2.3 Bagaimana
Mengoptimalisasi Produksi
Mengoptimalkan Produksi adalah upaya
meningkatkan nilai dari suatu produksi. Seperti meningkatkan kualitas produksi,
jumlah produksi, manfaat produksi, bentuk fisik produksi, Pagar Alam Optimalkan
Budidaya Kopi Stek Pagaralam, CyberNews. Pemerintah Kota Pagaralam, Sumatra
Selatan (Sumsel) mengoptimalkan pengembangan budidaya kopi stek atau sambung,
sebagai upaya meningkatkan jumlah produksi salah satu hasil komoditas andalan Sumsel
itu.
Kepala Dinas Dishutbun setempat, Hasan Bahrin Ibnu, di Pagaralam, Sabtu, mengatakan, keterbatasan lahan dan sebagian besar batang kopi sudah kurang produktif, sehingga perlu pengoptimalkan budidaya kopi stek. "Melalui program stek, hampir setiap tahun perkembangan perkebunan kopi mengalami peningkatan produksi sekitar 5 hinggaa 10 persen," kata dia. Ia mengatakan, tanaman kopi stek ini sudah mulai digalakkan dan hampir 30 persen masyarakat melakukan percobaan, dan hasilnya cukup memuaskan. "Biasa untuk satu hektare kopi hanya 500 kg hingga satu ton per tahunnya, setelah melalui budidaya stek mampu meningkatkan produksi mencapai 3-4 ton per tahun," kata dia.
Menurut
dia, melalui pengembangan kopi stek ini, para petani bisa terbantu karena
produksi kopi bertambah, dan pemerintah juga akan memberikan bantuan untuk
pengembangannya."Untuk saat ini ada 50 hektare lahan yang dipilih dari
lima kecamatan di Pagaralam akan dibantu, yakni Kecamatan Pagaralam Utara,
Pagaralam Selatan, Dempo Utara, Dempo Selatan dan Dempo Tengah," kata dia
lagi.
"Dishutbun
juga melakukan penyuluhan, pembinaan dan pelatihan agar petani mendapatkan
hasil dan cara yang baik dalam menyambung," ungkapnya.
Dikatakannya, realisasi pemberian bantuan kopi stek dan pemberian sarana pupuk juga akan ditingkatkan. Sebetulnya, kata Hasan Barin, kendalah utama dalam pengembangan tanaman kopi ini adalah faktor cuaca, namun dengan adanya bantuan pemberian pupuk, diharapkan bisa menghasilkan kopi yang berkualitas.
Dikatakannya, realisasi pemberian bantuan kopi stek dan pemberian sarana pupuk juga akan ditingkatkan. Sebetulnya, kata Hasan Barin, kendalah utama dalam pengembangan tanaman kopi ini adalah faktor cuaca, namun dengan adanya bantuan pemberian pupuk, diharapkan bisa menghasilkan kopi yang berkualitas.
Dia
berharap, melalui program penyambungan stek kopi ini akan dapat meningkatkan
produksi pada tanaman kopi petani. "Produksi kopi selama ini hanya mampu
500 gram saja per batang, setelah melalui penyambungan stek kopi itu mengalami
peningkatan produksi mencapai tiga kali lipat," katanya.
2.4
Pentingnya Analisa Penentuan Harga Faktor
v Menganalisis Pengalokasian Faktor –
Faktor Produksi
Memaksimumkan produksi dapat
diciptakan oleh sumber daya yang tersedia. Di dalam setiap perusahaan usaha
untuk menciptakan pengalokasian factor – factor produksi yang optimal harus
dijalankan. Tindakan itu akan membantu tujuan keseluruhan perekonomian untuk
mengalokasikan sumber – sumber daya dalam perekonomian secara efisien.
Keuntungan & ketahanan (survival ) perusahaan tergantung pada kemampuan
perusahaan untuk menggunakan factor – factor produksi yang dapat diperolehnya
secara efisien.
v Pendapatan Faktor Produksi &
Distribusi Pendapatan
Setiap factor produksi dalam
perekonomian adalah milik seseorang. Pemiliknya menjual factor produksi
tersebut kepada para pengusaha, & sebagai balas jasa, mereka akan
memperoleh pendapatan. Tenaga kerja mendapat gaji & upah. Tanah memperoleh
sewa. Modal memperoleh bunga & keahlian keusahawanan memperoleh keuntungan.
Pendapatan yang diterima masing – masing factor produksi tergantung harga &
jumlah yang digunakan.
Harga adalah jumlah pendapatan yang
diperoleh berbagai factor produksi yang digunakan untuk menghasilkan suatu
barang. Hasil penjualan adalah jumlah dari seluruh pendapatan factor produksi
yang digunakan. Pendapatan nasional adalah nilai seluruh barang & jasa yang
diproduksi oleh perusahaan – perusahaan yang ada di dalam negera tsb, &
merupakan jumlah pendapatan berbagai factor produksi yang ada dalam
perekonomian.
Analisis mengenai permintaan ke atas
factor produksi tidakk hanya akan menjelaskan tentang penentuan harga factor
produksi tapi juga pendapatan dari masing – masing factor produksi &
distribusi pendapatan ke berbagai jenis factor produksi. Teori tentang
penentuan harga factor produksi = teori distribusi.
2.5
Teori Produktivitas Marginal
Suatu factor produksi akan
menciptakan keuntungan yang paling maksimum apabila ongkos produksi tambahan
yang dibayarkan kepada factor produksi itu = hasil penjualan tambahan yang
diperoleh dari produksi tambahan yang diciptakan oleh factor produksi tsb.
Ø Menentukan Jumlah Faktor Produksi
Yang Digunakan
Pada tingkat penggunaan factor
produksi tertentu, produsen telah mencapai keuntungan maksimum. Apabila
penggunaan factor produksi terus bertambah, keuntungan akan berkurang &
apabila factor produksi yang digunakan dikurangi, keuntungan juga akan
berkurang.
Ø Permintaan ke Atas Faktor Produksi
Dalam teori ini terlebih dahulu perlu dibuat beberapa
permisalan
-
Perusahaan menjual barang dalam pasar persaingan sempurna,
harga barang tidak berubah walaupun jumlah yang dijual berbeda.
-
Hanya 1 saja factor produksi yang jumlah penggunaannya dapat
diubah ubah. Misalnya tenaga kerja.
-
Perusahaan membeli factor produksi yang dapat mengalami
perubahan itu dalam pasar factor produksi yang bersifat persaingan sempurna.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Produksi adalah usaha menciptakan
dan meningkatkan kegunaan suatu barang untuk memenuhi kebutuhan dan Teori
Produksi Bagaimana melihat hubungan antar input (faktor produksi) dan, output
(hasil poduksi) serta Terdapat tiga pola hubungan antara input dan output yang
umum digunakan dalam
pendekatan pengambilan keputusan usahatani yaitu:
1. hubungan antara input-output, yang menunjukkan pola hubungan
penggunaan berbagai tingkat input untuk menghasilkan tingkat output tertentu
(dieksposisikan dalam konsep fungsi produksi)
2. hubungan antara input-input, yaitu variasi penggunaan kombinasi
dua atau lebih input untuk menghasilkan output tertentu (direpresentasikan pada
konsep isokuan dan isocost)
3. hubungan antara output-output, yaitu variasi output yang dapat
diperoleh dengan menggunakan sejumlah input tertentu (dijelaskan dalam konsep
kurva kemungkinan produksi dan isorevenue)
3.1 Saran
Bagaimana
mahasiswa bisa mengetahui kendala dalam proses peningkatan produksi pertanian
terutama dalam berbagai pengelaman di bidang sektor pertanian.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul Madjid
(1981), Kelompok Tani, Makalah disamnpaikan pada Konferensi Nasional Agronomi,
31 mare s/d April 1989 di Jakarta.
trimakasih atas infonya...
BalasHapusminta izin copas buat tugas ya... sukses selalu...
Saya akan merekomendasikan siapa pun yang mencari pinjaman Bisnis ke Le_Meridian, mereka membantu saya dengan pinjaman Empat Juta USD untuk memulai bisnis Quilting saya dan itu cepat. Ketika mendapatkan pinjaman dari mereka, mengejutkan betapa mudahnya mereka bekerja. Mereka dapat membiayai hingga jumlah $ 500,000,000.00 (Lima Ratus Juta Dolar) di wilayah mana pun di dunia selama ada 1,9% ROI yang dapat dijamin pada proyek tersebut. Prosesnya cepat dan aman. Itu benar-benar pengalaman positif. Hindari penipu di sini dan hubungi Layanan Pendanaan Le_Meridian Di. lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.com. WhatsApp ... + 19893943740. jika Anda mencari pinjaman bisnis.
BalasHapus