KATA PENGANTAR
Alhamdullillah,
Puji syukur kehadirat Allah SWT karna atas rahmat dan hidayahnyalah sehingga
makala ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini
membahas tentang “DEFENISI AGRIBISNIS”
yaitu Agribisnis berasal
dari kata Agribusiness, di mana Agri=Agriculture artinya
pertanian dan Business artinya usaha atau kegiatan yang
berorientasi profit. Jadi secara sederhana Agribisnis (agribusiness) didefinisikan sebagai usaha atau
kegiatan pertanian dan yang berorientasi profit.
Penulis menyadari bahwa sebagai hamba Allah SWT, tidak
akan pernah mencapai kesempurnaan. Terima kasih atas kritikan dan saran dari
pembaca, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis
sendiri.
Baebunta, 27 November 2012
SILVIAH
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………1
DAFTAR ISI…………………………………………………...2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………..3
1.2 TUJUAN……………………………………………………7
BAB II BEBERAPA DEFINISI AGRIBISNIS
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN……………………………………………10
3.2
SARAN……………………………………………….........11
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Sebagian
besar penduduk Indonesia tinggal dan hidup di pedesaan yang umumnya hidup dan
berusaha di bidang pertanian adalah juga merupakan bagian dari agribisnis, dari
setiap petani memelihara tanaman dan hewan guna mendapatkan hasil yang
bermanfaat. Peranan lainya yang dilakukan petani dalam usaha taninya adalah
sebagai pengelola. Apabila keterampilan bercocok tanam sebagai juru tani pada
umumnya adalah keterampilan tangan, otot dan mata maka keterampilan sebagai
pengelola mancakup kegiatan pikiran didorong oleh kemauan. Tercakup didalamnya
terutama pangambilan keputusan atau penetapan pilihan dari
alternatif-alternatif yang ada dan merupakan prilaku petani ( Mosher,A.T.,
1969)
Dampak
penerapan Teknologi Pengendalian Hama terpadu ( Didi Juhandi, 1997), Perilaku
meliputi :
Ø Pengetahuan
yaitu hal-hal yang berkaitan dengan apa yang mereka ketahui.
Ø Sikap
yaitu hal-hal yang berkaitan dengan apa yang mereka pikirkan dan rasakan.
Ø Tindakan
yaitu hal-hal yang berkaitan dengan apa yang mereka kerjakan. Perubahan
perilaku tersebut diarahkan agar petani dan keluarganya mampu dan sanggup
bertani lebih produktif dan lebih menguntungkan serta dapat hidup lebih
sejahtera.
Banyak persoalan yang dihadapi petani, baik
yang berhubungan langsung dengan produksi dan pemasaran hasil pertanian maupun
dengan hal-hal yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selain merupakan
usaha bagi petani, pertanian sudah merupakan usaha bagi petani, pertanian sudah
merupakan bagian dari hidupnya sehingga tidak hanya aspek ekonomi, tetapi aspek
lainya semua memegang peranan penting dalam tindakan petani. Namun demikian,
dari segi ekonomi pertanian, berhasil tidaknya produksi dan tingkat harga yang
diterima oleh petani untuk hasil produksinya merupakan faktor yang sangat
mempengaruhi prilaku dan kehidupan petani (Mubyarto, 1986).
Sejalan dengan kemajuan teknologi maupun
perkembangan struktur sosial, ekonomi dan budaya, Teknologi Pengendalian Hama Terpadu
di pedesaan dapat membantu warga desa dalam meningkatkan usaha taninya,
meningkatkan pengelolaan untuk mendapatkan nafkah dalam usaha taninya.
Sedangkan teknologi adalah pengetahuan untuk menggunakan daya cipta manusia
dalam menggali Sumber Daya Alam dan memanfaatkanya guna untuk meningkatkan
kesejahteraan (Anonimous, 1988).
Secara ekonomis, bahwa teknologi baru
khususnya teknologi PHT harus sesuai dengan kemampuan daya beli petani dan
keuntungan dari teknologi tersebut harus benar-benar tampak. Secara sosial
teknologi baru dapat segera disebarluaskan dikalangan masyarakat setempat.
Teknologi baru secara sosial akan mempengaruhi sikap petani terhadap teknologi
itu sendiri apakah petani menerima, ragu-ragu atau menolak teknologi tersebut.
Secara
Teknis Teknologi baru harus tidak banyak menanggung resiko, tersedia setiap
saat, tidak menimbulkan efek samping yang cukup merugikan, cukup sederhana,
tidak menyulitkan petani serta dapat menimbulkan motivasi untuk berproduksi
dengan menggunakan teknologi baru khususnya teknologi Pengendalian Hama Terpadu
( PHT).
Dalam menerapkan Konsep PHT yang berwawasan
lingkungan maka seseorang perlu mengadopsi elemen dasar dan Komponen PHT.
Proses pengadopsian inovasi tersebut melalui Sekolah Lapangan Pengendalian Hama
Terpadu ( SLPHT), kegiatan tersebut pada hakekatnya ingin merubah perilaku
petani dengan mengenal teknologi baru melalui proses belajar disawah dengan
pengalaman sendiri. Dengan kegiatan tersebut diharapkan akan terjadi proses
adopsi teknologi PHT oleh petani dan masyarakat disekitarnya ( Bappenas, 1993).
Teknologi
PHT, tidak semua dapat diterima dan diadopsi petani, artinya inovasi tersebut
mungkin juga ditolak oleh petani, hasil sementara yang diperoleh dari kegiatan
pelatihan dan pengembangan PHT sebagai program Nasional yang telah berlaku
sejak tahun 1990/1991 menunjukan terjadinya penurunan penggunaan Pestisida
lebih dari 50 % dari jumlah pengguna rata-rata permusim, sehingga terjadi
penghematan ( Bappenas, 1993). Pada dasarnya petani tidak hanya bertujuan untuk
memperoleh produksi yang tinggi tetapi yang lebih penting bagi petani adalah
adanya pendapatan yang relatif tinggi.
Oleh karena itu, disamping peningkatan
produksi, penekanan biaya produksi serta berusaha mendapatkan harga yang layak
sehingga mencapai pendapatan yang optimal merupakan tujuan utama bagi petani,
keuntungan yang diperoleh dari proses usahatani juga tergantung dari efektif
atau tidaknya dari faktor-faktor produksi yang digunakan, seperti luas lahan
pertanian, sarana produksi dan pengalokasian tenaga kerja.
Selanjutnya peningkatan pendapatan patani akan
tergantung bagaimana unsur-unsur produksi dialokasikan oleh petani serta
kemampuanya sebagai pengelola, mampu memilih alternatif yang paling
menguntungkan. Kenaikan hasil proses pada umumnya tidak disebabkan oleh
perubahan satu input saja melainkan oleh perpaduan dari beberapa macam input, makin
banyak input dalam batas-batas tertentu diharapkan makin besar pola output yang
diterima oleh petani.
Petani yang tidak melakukan pengendalian
Penyakit Kresek ( bagian dari PHT) faktor produksi yang digunakan sebesar X2
dan produksi yang dihasilkan sebesar Y2 dengan asumsi pada titik A produksi
optimum, sedangkan petani yang melakukan pengendalian Penyakit Kresek (
Teknologi PHT ) input yang digunakan untuk berproduksi menjadi lebih rendah
sebesar X1 karena dapat dikurangi dari biaya penggunaan benih, pupuk dan
penggunaan pestisida disesuaikan dengan kebutuhan perlu atau tidak, sehingga
produksi yang dihasilkan mengalami peningkatan sebesar Y1 dengan asumsi pada
titik B produksi optimum. Dengan demikian pengendalian Penyakit Kresek dapat
menekan biaya produksi, karena dalam pengambilan keputusan dalam pengelolaan
usahataninya melalui pemantauan secara rutin dan pengendalia OPT mengutamakan
pengendalian yang tersedia di alam.
Penyakit Kresek yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Xanthomonas oryzae suatu organisme yang ada hubunganya dengan bakteri
yang menyebabkan helai daun, dengan gejala awal berupa garis pendek kebasahan
seperti terpercik air panas dengan ukuran 0,5 – 1,0 mm dan panjang 3 – 5 mm,
gejala ini berkembang memanjang biasanya tidak melebar karena dibatasi oleh
tulang daun. Panjang bercak tergantung ketahanan Varietas, pada varistas yang
rentan bercak dapat memanjang sampai beberapa sentimeter dan beberapa bercak
yang berdekatan sering bersatu, tetesan embun seperti susu atau agak keruh
timbul dipermukaan luka baru pada waktu pagi bakteri menetes pada luka baru,
luka makin meluas ke pinggir daun mulai berombak, kemudian menjadi kuning atau
coklat muda. Dengan berkembangnya penyakit, luka itu menutupi seluruh helaian
daun dan berubah warna keabu-abuan lalu putih, gejala kresek biasanya timbul
antara 2 – 6 minggu setelah tahap pembibitan, daun mulai mengandung air melipat
dan tergulung sepanjang tulang tengah daun, kemudian seluruh tanaman menjadi
layu,kemudian seluruh tanaman menjadi layu, kering dan mati, Gejala Kresek
kadang-kadang menyerupai kerusakan oleh penggerek batang. Untuk membedakan
kerusakan akibat kresek dengan luka akibat penggerek batang yakni bagian bawah
tanaman dipotong lalu pangkal potongan diremas-remas dengan jari, jika penyakitnya
kresek akan keluar tetesan kekuning-kuningan.gejala kuning pucat daun yang
lebih berwarna hijau normal, tetapi daun-daun yang termuda kuning atau
bergaris-garis kuning.
Siklus Penyakit dan faktor yang mempengaruhi
yakni :
Ø Setelah
luka awal pada daun timbul, maka tetesan bakteri pada permukaan daun
disebarluaskan oleh angin, hujan dan air irigasi.
Ø Bakteri berkembang biak dalam tanaman dan
memasuki vena daun, bakteri yang masuk dalam akar menyumbat jaringan penyalur
air dan menyebabkan tanaman menjadi layu.
Ø Tanaman padi dapat tertular melalui beberapa
sumber yakni tunggul yang kena infeksi, biji yang sakit, air sawah dan jerami
yang terkena penyakit.
Ø Bakteri masuk dalam daun melalui pori-pori dan
luka dan berkembang biak dalam tanaman.
Ø Suhu dan kelembaban yang tinggi selama
pertumbuhan tanaman adalah salah satu faktor menentukan.
Pengendalian diantaranya dengan perbaikan cara
bercocok tanam, persemaian di tempat yang berdrainase baik, pemakaian pupuk
Nitrogen tidak terlalu tinggi, perbaikan sistem pemberian air, sanitasi
pertanaman terhadap sisa-sisa tanaman sakit dan pemakaian bakterisida efektif
yang di izinkan ( Anonimous, 1994).
1.2
TUJUAN
Ø
Untuk mengetahui asal kata dari
agribisnis
Ø
Untuk mengetahui definisi agribisnis
menurut beberapa pakar
Ø
Untutk mengatahui dampak penerapan
Teknologi Pengendalian Hama terpadu
BAB
II
BEBERAPA
DEFENISI AGRIBISNIS
Agribisnis berasal dari
kata Agribusiness, di mana Agri=Agriculture artinya
pertanian dan Business artinya usaha atau kegiatan yang
berorientasi profit. Jadi secara sederhana Agribisnis (agribusiness) didefinisikan sebagai usaha atau
kegiatan pertanian dan terkait dengan pertanian yang berorientasi profit
Pengertian Agribisnis
Menurut Sjarkowi dan Sufri (2004) : Agribisnis adalah setiap usaha yang
berkaitan dengan kegiatan produksi pertanian, yang meliputi pengusahaan input
pertanian dan atau pengusahaan produksi itu sendiri atau pun juga pengusahaan
pengelolaan hasil pertanian.
Pengertian Agribisnis menurut John H. Davis dan Ray A. Goldberg
(1957): The sum total of all operations involved in the manufacture and
distribution of farm supplies; production operations on the farm; and the
storage, processing, and distribution of farm commodities and items made from
them.
Definisi
Agribisnis menurut Drilon Jr. dalam Saragih (1998): Agribisnis adalah mega sektor
yang mencakup “… the sum total of operations involved in the manufacture and
distribution of farm supplies, production activities on the farm, storage,
processing and distribution of farm commodities and items for them …”
Pengertian
Agribisnis Menurut Downey and Erickson (1987) dalam Saragih (1998): Agribisnis
adalah kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditi pertanian dalam
arti luas, yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi,
pengolahan masukan dan keluaran produksi (agroindustri), pemasaran
masukan-keluaran pertanian dan kelembagaan penunjang kegiatan. Yang dimaksud
dengan berhubungan adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan
kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian.
Pengertian
Agribisnis menurut Arsyad dkk: Agribisnis adalah kesatuan kegiatan usaha yang
meliputi salah satu atau keseluruhan dari matarantai produksi, pengolahan hasil
dan pemasaran produk-produk yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti
luas.
Pengertian
Agribisnis Menurut Wibowo dkk, (1994): Pengertian agribisnis mengacu kepada semua
aktivitas mulai dari pengadaan, prosesing, penyaluran sampai pada pemasaran
produk yang dihasilkan oleh suatu usaha tani atau agroindustri yang saling
terkait satu sama lain.
Pengertian Agribisnis
menurut Austin: Agribisnis adalah kesatuan kegiatan usaha yang meliputi
kegiatan usahatani, pengolahan bahan makanan, usaha sarana dan prasarana
produksi pertanian, transportasi, perdagangan, kestabilan pangan dan
kegiatan-kegiatan lainnya termasuk distribusi bahan pangan dan serat-seratan
kepada konsumen.
Pengertian Agribisnis menurut Drillon:
Agribisnis adalah sejumlah total dari seluruh kegiatan yang menyangkut
manufaktur dan distribusi dari sarana produksi pertanian, kegiatan yang
dilakukan usahatani, serta penyimpanan, pengolahan dan distribusi dari produk
pertanian dan produk-produk lain yang dihasilkan dari produk pertanian.
Pengertian Agribisnis menurut Cramer
and Jensen: Agribisnis adalah suatu kegiatan yang sangat kompleks,
meliputi : industri pertanian, industri pemasaran hasil pertanian dan hasil
olahan produk pertanian, industri manufaktur dan distribusi bagi bahan pangan
dan serat-seratan kepada pengguna/konsumen.
Pengertian Agribisnis
Menurut Sjarkowi dan Sufri (2004): Agribisnis adalah setiap usaha yang
berkaitan dengan kegiatan produksi pertanian, yang meliputi pengusahaan input
pertanian dan atau pengusahaan produksi itu sendiri atau pun juga pengusahaan
pengelolaan hasil pertanian.
Pengertian Agribisnis
menurut John H. Davis dan Ray A. Goldberg (1957): The sum total of all
operations involved in the manufacture and distribution of farm supplies;
production operations on the farm; and the storage, processing, and
distribution of farm commodities and items made from them.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Defenisi agribisnis dapat dilihat dari
beberapa pendapat para pakar, tetapi pada intinya agribisnis merupakan suatu
kegiatan usaha pertanian yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
3.2 SARAN
0 komentar:
Posting Komentar